Selasa, 23 Desember 2008

Pemilih bingung disusul orang partai juga bingung

Membaca berita koran, orang sering melewatkan kolomnya 'orang politik'yang cuman bisa itu itu aja, tanpa hasil yang langsung dirasakan wong biasa.Buntutnya yang dicari dan dibaca ya iklan aja, yang mgk malah dpt menolong kehidupan sehari-harinya. Apakah masyarakat sudah begitu apatis sih dengan politik. Sebenarnya sih enggak, tapi kenyataan banyak orang politik, baik yang memegang kendali nasib banyak atau yang sekedar hobi jadi politisi yang dah mentok kerjanya. Paling yang dapat dilakukan juga tak bisa lebih, lha wong tantangannya makin lebih tinggi dibanding kemampuannya.hehe
Melihat fakta seperti ini, dan mengetahui kejadian seperti ini, akhirnya khalayak berpikir, trus yang mana sih yang kita pilih? Bgm kalo ga ada pilihan yang sesuai?
Habis pemilihan, calon-calon yang disodorkan untuk dipilih ganti yang bingung. Kok orang-orang g pada milih kita sih? Kan udah cukup gede kita berkorban dengan apa saja, tenaga pikiran buat kampanye fisik buat pergi kesana kemari, apalagi uang...he buat dibagi sih, klo ga ketahuan...Eh dasar pemilih ngapusi ga tahu diuntung...hehe
tahu aja klo kite nih....hehe....pemilih juga ganti menukas, mereka cuman nyalonin diri sendiri, coba ajak kita...hehe...Semua JADI BINGUNG ...Mari bareng-banreng ..bingung...

Politisi dan martabat individunya

Ketika si A menduduki jabatan politisi,serentak sontak ia menjadi populer bagai artis saja layaknya. Bukan saja sosok pribadinya yang disorot masyarakat, bahkan apa yang melekat pada dirinya dapat menjadi objek pembicaraan yang menarik. Misalnya rumah kediamannya, orangtua anak dan keluarga termasuk istrinya, mobil dan terutama omongannya.
Tiba waktunya ia mempunyai masalah, baik masalah keluarga,pendidikan apalagi kalau terlibat korupsi, maka dunianya bisa habis.
A yang senantiasa tampil bugar, sehat, penuh senyum canda dan sangat ramah, mendadak menjadi sosok yang sama sekali berubah dari pribadi yang banyak diketahui orang.
Dalam banyak berita, beberapa orang pejabat begitu berurusan dengan pengadilan terlebih dalam kasus penyelewengan uang, seperti klise, biasanya jatuh sakit, sehingga bebas tidak bisa diperiksa.
Ironisnya, dalam peristiwa sebelumnya,kalo yang bermasalah 'orang tertentu'yang bukan siapa-siapa, ya dipaksa, digotong dibawa ke pengadilan...hehe... urik ya?
Andai si A punya rasa malu,kalo masih ada lho, ia merasakan betapa reputasi dia hilang di muka semua kenalannya, bekas pendukungnya, anak buahnya, semua yang pernah kenal, lebih- lebih di depan Allah SWT, Penguasa Semua Alam! Eh tapi, malu tak punya bah! Astaghfirullah!!!!!

Bendera partai

Sekarang ini di mana-mana bertebar lambang-lambang partai. Dalam perjalanan ke luar kota, sering kita melihat pemandangan yang indah menjadi terpolusi oleh maraknya bendera2 yang tak beraturan terpancang di seluruh jalan dan bahkan beberapa tiang posisinya condong yang dapat mencelakakan pengguna jalan.
Memang, orang dan partai sering kepengin dikenal orang.Baik tokoh politik baru partai yang baru lahir atau yang kurang dikenal. Seperti halnya dalam dunia iklan produk, pengenalan kepada konsumen harus dilakukan berulang-ulang atau terus menerus. Orang lalu mengenal dan ingin tahu lebih banyak tentang kelebihan produk itu. Demikian pula dengan iklan tokoh atau partai politik. Meskipun akhirnya khalayak tahu bagus mana sih image yang nampak dengan kenyataan alias kinerjanya?
Ada yang lebih menggelikan kita, di suatu kampung tak satu pun merasa telah memasang bendera partai tertentu. Disamping tidak ada kaitan simpati kenal atau bahkan tidak suka dengan partai bersangkutan, tapi pagi2 di sekitar rumah sudah berkibar bendera2 asing. Wah ana bendera Landa! Ini adalah ekspresi rasa keterasingan warga atas kehadiran benda asing itu.
Hendaknya orang-orang partai kalo pengin mendapat simpati ya tentunya perbuatan maupun tingkah lakunya baik di parlemen atau di lingkungannya,ya harus dapat dicontoh. Syukur-syukur suka menolong, membantu wong cilik, ga korupsi ga asal bohong dan ambil kesempatan sekedar dapat uang, apalagi uang ga bener. Masya Allah!
Biarlah bendera berkibar hati masyarakat, diam tapi riuh dalam dukungan moril!
Wallahualam!